pb.uin-suska.ac.id (31/12/21) David Evan dari Kanada dan Ferdinand HP Wouda dari Belanda, berhasil  dirangkul UIN Suska Riau untuk memberikan Pelatihan TOEFL bagi para dosen yang berminat untuk melanjutkan studi ke jenjang S3, terutama ke luar negeri. David yang merupakan Master dalam bidang Teaching English as a Foreign Language dari The University of Lancaster Inggris itu sudah pernah bermitra dengan UIN Suska Riau dan telah memberikan pelatihan Bahasa Inggris untuk para dosen Fakultas Psikologi. Sedangkan Ferdinand adalah lulusan S2 dari Leiden University Netherland, dalam bidang Indonesian Studies. Selain kedua intsruktur luar negeri itu, materi TOEFL juga diberikan  oleh Dr. Afrianto dari UNRI sedangkan dari internal diisi oleh Dr Abdul Hadi, M.A, lulusan Amerika dan Australia, Dr. Kalayo Hasibuan, M.Ed, TESOL lulusan Australia, Dr. Marzuki, M. Ed, lulusan Leeds University Inggris, dan Drs. H. Abdullah Hasan, M,Sc. Lulusan UPM Malaysia, serta Mr Robi Kurniawan, MA lulusan Centrel Michigan Univerity Amerika.

Seramai 20 orang dosen dari 8 fakultas telah mengikuti pelatihan selama lima hari secara full dari tanggal 15 sampai 19 November 2021 yang lalu dari jam 08:00 hingga 15:40 WIB dengan total sebanyak 92 JPL dengan 16 kali pertemuan. Untuk bisa mendaftar dalam kegiatan ini, para dosen mesti sudah pernah ikut Test TOFL, dan nilai skornya masih di bawah 500. Selain diikuti para dosen, training ini juga diikuti oleh tiga orang peserta eksternal sebagai syarat yang diharuskan dan merupakan bagian dari konsep pengabdian masyarakat Community Servise Responsibility (CSR).

Pelatihan dilaksanakan di Hotel Asnof Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru, yang berlokasi tidak jauh dari tiga Pusat Perbelanjaan yaitu Mal SKA, Living World dan Transmart. Peserta dibatasai hanya 2 orang per fakultas, kecuali fakultas yang besar seperti Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial serta Fakutas Syari’ah dan Ilmu Hukum masing-masing 3 orang. Saat menerima pendaftaran, umumnya pihak fakultas meminta jatah lebih karena banyak yang berminat. Namun karena dana terbatas, Pusat Bahasa hanya bisa mengundang 20 orang dosen saja dulu. Untuk tahun 2022 mudah-mudahan jumlah peserta bisa dilipatgandakan sehingga bisa dibuat dua angkatan dalam satu tahun.

Selama pelatihan berjalan, para peserta banyak bertanya kepada instruktur, terutama budaya berbahasa masyarakat Eropah sebagai penutur asli. Dalam penjelasannya David menjelaskan ada budaya penggunaan Vocabulary (kosa kata) Inggris yang rinci yang sering tidak begitu diperhatikan oleh orang  yang bahasa ibunya selain bahasa Inggris, seperti Indonesia. Hal ini disebabkan karena budaya itu tidak ditemukan di sini. Seperti kata-kata sandwhich, hotdog, dan sebagainya yang oleh orang Indonesia hanya diterjemahkan sebagai ‘roti” saja, padahal  dalam  budaya masyarakat Eropah dan Amerika namanya cukup bervariasi. Begitu juga oleh orang Inggris, Amerika, Kanada,dan Australia yang kurang mempedulikan kata yang dipakai untuk padi, gabah, beras, nasi, dan bahkan untuk antah, jerami dan sebagainya yang merupakan turunan dari padi. Oleh masyarakat Barat, semua yang disebutkan di atas itu hanya disebut sebagai ‘rice’ saja, apapun turunannya.

Ferdinand dalam pembelajarannya sempat mengajarkan aspek kebahasaan, seperti perubahan sebuah kata yang mendapatkan beberapa jenis imbuhan seperti awalan pre, in-, il-, dis-, non-, un-, co-, ir-, yang dapat mengubah makna kata, misalnya dari makna positif menjadi negative. Juga akhiran seperti -tion, -ing, -ty, -al, -able, -ive,-lly,  yang mengubah makna  darai kata kerja menjadi kata benda. Juga kata yang mendapat keduanya awalan dan akhiran seperti unpredictable yang berarti tidak bisa diramalkan, unbelievable, dan transportation, yang mendapat tambahan trans (antar satu wilayah  ke wilayah lain). Dan begitu juga Ferdinand, menyinggung budaya berbahasa masyarakat Eropah, termasuk orang Belanda. Pelatihan ini dinilai sangat bagus oleh peserta, karena berhasil meningkatkan skor TOEFL Prediciton mereka. Dalam sebuah sesi wawancara, Ilham, S.Pt, M.Si utusan dari Fakultas Pertanian dan Peternakan menyampaikan kepuasannya setelah mengikuti pelatihan ini karena telah berhasil meningkatkan skor TOEFLnya yang dinilainya sebagai sebuah pencapaian yang luarbiasa. Dalam pelatihan ini muncul peserta dengan perolehan skor TOEFL tertinggi adalah Ustazah Winda Widya Sari guru Future Islamic School (FIS) Pekanbaru dengan skor TOEFL 533.

By admin