pb.uin-suska.ac.id (09/08/2023), Sertifikat Test of Arabic as a Foreign Language (TOAFL) Prediction yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Bahasa (P2B) UIN SUSKA Riau berhasil mengantarkan 3 (tiga) orang mahasiswa untuk mengenyam pendidikan di Timur Tengah karena diakui oleh Kemenag RI sebagai salah satu syarat untuk lulus pada program ini. Mereka adalah Rayhan Ramadhan Abidin mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Ingris yang akan dikirim ke Ez-Zitounah University Tunisia, sementara dua orang lainnya yaitu Fauzul Indra Abrar dan Fachri Adriansyah dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab akan dikirim ke Ibn Tofail University Maroko.
Seleksi Program MOSMA ini sangat ketat karena setiap pendaftar harus menyertakan sertifikat kemampuan Bahasa Inggris/Arab dilanjutkam dengan wawancara menggunakan bahasa asing. Ketiga mahasiswa ini berhasil memperoleh skor TOAFL Prediction diatas 550 yang dilaksanakan oleh P2B UIN SUSKA Riau beberapa bulan yang lalu. Tes TOAFL Prediction yang diikuti berbentuk paperless dan dilaksanakan secara online. Pengawasan intensif dilakukan oleh tim P2B dengan menggunakan 2 perangkat IT yaitu laptop untuk menjawab soal dan smartphone untuk memastikan secara live bahwa tidak ada orang lain di sekitar peserta tes. Hasil test bisa diketahui begitu selesai tes, sedangkan sertifikat bisa diambil dalam waktu 1×24 jam.
MOSMA merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama RI yang merupakan implementasi dari program Kampus Merdeka dengan menawarkan program student mobility dengan durasi maksimal 6 bulan agar mahasiswa bisa bealajar di luar kampus asalnya, bahkan diluar negeri. Ketiga mahasiswa ini akan mendapatkan kredit yang dapat dikonversi menjadi Satuan Kredit Semester sebanyak 20 (SKS) setelah kembali dari Timur Tengah. Mereka sangat beruntung karena semua komponen pendanaan yaitu tuition fee, biaya transportasi, visa, asuransi, living allowance, dan settlement allowance ditanggung oleh Kemenag RI.
Ketua P2B Drs. H. Promadi, M.A., Ph.D menjelaskan bahwa sertifikat kemampuan berbahasa yang diperoleh mahasiswa berupa TOAFL Prediction menggambarkan posisi kemampuan peserta tes, sehingga dapat menilai dan menetapkan apakah seseorang memiliki kelayakan untuk studi di luar negeri, baik untuk Short Course maupun program Sarjana. Namun, Promadi berharap agar peserta program juga mempersiapkan diri mengenal bentuk Bahasa Arab yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yang disebut Bahasa Arab ‘Ammiyah. Hal ini disebabkan karena Bahasa Arab Fusha yang kita pelajari hanya digunakan dalam situasi resmi, seperti di sekolah, kantor, media sosial, pidato resmi dan sebagainya. Bahkan tidak jarang dalam praktiknya, sebagian dosen juga tanpa sengaja menggunakan Bahasa Arab ‘Ammiyah saat perkuliahan berlangsung, terutama ketika ada mahasiswa yang bertanya, atau saat diskusi.